Kamis, 17 Desember 2015

Pesta Keboen Rumah Kuliner Eropa-Belanda Pertama Semarang

Bagian Depan Pesta Keboen
Kasir Pesta Keboen



Di  daerah “Gergadji”, tepatnya di jalan Veteran no 29 Semarang pada tahun 1908, berdiri sebuah rumah yang menjadi  bukti sejarah bahwa bangsa belanda pernah singgah bahkan tinggal dan hidup di kota Semarang. Rumah ini di singgahi oleh kedua pasang suami istri berkebangsaan Belanda. Menelaah sejarah yang masih kental kaitannya dengan bangunan ini, dahulu kala di sekitar rumah ini terdapat pemakaman Tionghoa, yang tepatnya berada di pemukiman lempongsari, yang walau begitu setelah masa walikota daniel de iongh, pemakaman tersbut disepakati untuk dibongkar dan dipindahkan ke arah timur, daerah tegalsari, dan kemudian daerah lempongsari ini dijadikan areal pemukiman baru. Dan juga pada waktu yang bersamaan sekitar pada tahun 1920 meskipun hanya untuk sementara waktu saja, bangunan ini sempat difungsikan sebagai rumah singgah bagi tenaga keperawatan bangsa belanda yang bekerja di sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari rumah tersebut, setelah kedua pasang suami istri tersebut kembali kenegaranya.  
Bagian Dalam Pesta Keboen
Setelah berlalunya kemerdekaan bangsa indonesia, bangunan ini kemudian berpindah tangan menjadi milik pribumi, dan sempat bangunan ini menjadi bangunan yang tak berpenghuni, hingga pada tahun 1998 Bapak Deded Hari Praktiktu seorang Interior Design dan pecinta barang antik, mengambil hak alih kepemilikan atas rumah tersebut. Pada tahun 2000, Pak Deded merenovasi bangunan ini, alhasil terbentuklah sebuah Rumah Kuliner Belanda atau Restauran yang diberi nama Pesta Keboen. Rumah makan Pesta Keboen ini memiliki nuansa vintage atau bisa disebut Eropa – Belanda di dalamnya. Mungkinkah Pak Deded memberikan interior seperti ini di karenakan hobinya? Ataukah Pak Deded ingin melestarikan bangunan kuno ini? Sebagai Rumah Kuliner Belanda, Pesta Keboen ini adalah Restauran bernuansa Vintage atau Eropa – Belanda pertama yang berdiri di kota semarang ini. Tak bisa dipungkiri isi atau desain di dalam restauran ini memiliki nuansa Eropa-Belanda masa Lampau. Hal itu dimungkinkan karena 
kecintaan pak Dedek terhadap barang antik. Tak sedikit barang antik yang menjadi hiasan di dalam restauran ini. Mulai dari kursi bernuansa vintage, lemari kayu dan pernaik pernik gelas hingga hiasan yang tergantung di dinding, seperti, setrika uap dan pistol model lama. Rumah ini pun tidak meninggalkan bentuk aslinya, hal ini terlihat jelas dari ornamen ornamen seperti kusen pintu dan jendelanya yang masih tetap sama seperti awal berdiri rumah tersebut. Hanya saja ada beberapa bagian dalam yang dirubah dan di perlebar untuk memudahkan tamu restauran untuk memberikan kenyamanan tamu restauran untuk menyantap makanan mereka. Seperti, yang tadinya rumah tersebut memiliki 4 kamar, saat ini di dalam Pesta Keboen kamar tersebut sudah hilang menjadi aula makan.
Wisatawan dari Korea yang sedang menikmati sajian Pesta Keboen
Meskipun rumah makan ini berkesan Eropa – Belanda namun makanan yang disajikan tidaklah luput dari nuansa indonesia seperti gado gado dan sejenisnya. Pengunjung yang datang sambil menunggu hidangan yang mereka pesan akan disuguhi dengan kripik tela dan jamu secara gratis. Karena itu anda tidak perlu khawatir apabila lidah anda akan tidak cocok dengan menu di Rumah Makan ini. (GW)
Filed Under :

0 komentar for "Pesta Keboen Rumah Kuliner Eropa-Belanda Pertama Semarang"

Posting Komentar

background