SEMARANG - Menjelang pergantian
menuju tahun baru 2016, kita sering kali melihat para penjual terompet mulai
berkeliaran. Dimulai dari pedagang kaki lima, hingga yang dijual di mall-mall
besar turut meramaikan acara pergantian tahun nanti malam (31/12). Walaupun
sedang ramai mengenai isu terompet berbahan dasar al-quran,hal ini tidak
menciutkan nyali ibu Wati untuk berdagang terompet yang kami temui di jln. Ahmad Yani Semarang.
Ibu Wati membuat terompet dari bahan dasar kertas karton biasa. Jadi
menurutnya, tak ada hal yang perlu dicemaskan, selama dirinya mencari rezeki
dengan cara yang halal. Kisaran harga terompet yang dijual oleh Ibu Wati dari
harga Rp 7.000,- hingga Rp 30.000,- . “Model
yang sekarang lagi digemari masih yang bentuk naga, sama ini ada model baru
Marsha and the Bear mbak...jadi saya bikin kartun gitu biar anak-anak pada
suka.” ujar Ibu Wati.
Hal yang dicemaskan oleh ibu Wati tentu saja bila dagangannya tidak laku.
Terlebih hari ini sudah malam tahun baru, namun dagangan beliau masih banyak
yang belum terjual, padahal tempat berjualan ibu Wati sangat strategis. Lapak
dagangannya berada di tengah kota yang jaraknya hanya 5 menit dari Simpang
Lima. “Yaa namanya juga
orang jualan mbak...apalagi sekarang ekonomi juga masih lesu kan...palingan
kalo besok ini ga laku, yang beli biasanya kita kasih potongan harga mbak...” (RD).
0 komentar for "Daya Beli Masyarakat Menurun, Terompet Sepi Pembeli"
Posting Komentar